Manajer adalah orang yang bertugas untuk memanajemen seluruh sumber daya, baik berupa sumber daya manusia, finansial, infrastruktur juga waktu untuk bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan. Menjadi manajer memang bukan pekerjaan yang mudah, tapi bukan berarti pula pekerjaan yang sangat sulit dilakukan. Buktinya kita bisa melihat banyak manajer perusahaan yang sukses mengembangkan usahanya, sebut saja Reza Nurhilman, bos keripik pedas “Maicih”, Achmad Zaky, pendiri Bukalapak.com dan lain sebagainya.
Dalam bekerja, manajer memang harus menguasai beberapa hal mendasar seperti aspek SDM, keuangan, produk, pemasaran dan operasional. Manajer juga dihadapkan pada tekanan target juga berbagai keinginan, kebutuhan dari SDM, kondisi – kondisi yang serba tidak ideal dari aspek – aspek yang sedang ditangani. Ini menuntut kelihaian, fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, kreatifitas serta kompetensi dari seorang manajer. Namun, manajer juga seorang manusia yang karakter, kepribadian dan persepsinya dibentuk oleh pengetahuan, pengalaman, wawasan yang berbeda antara dirinya dengan SDM dan atasannya. Keliru adalah keniscayaan. Tapi, alangkah baiknya jika kekeliruan itu tidak terulang atau bahkan bisa diminimalisir atau diantisipasi sejak awal.Berikut beberapa kekeliruan yang sering dilakukan manajer.
- Menetapkan target yang tidak realistis
Kadang, manajer dalam menetapkan target lebih mengedepankan ego tanpa perhitungan yang berlandaskan analisis internal dan eksternal yang kuat. Manajer boleh punya ambisi, tapi jangan ambisius hingga hilang rasionalitas manajemennya.
- Tidak memiliki atau tidak bisa menggunakan tools manajemen dalam melakukan controlling dan evaluating
Contoh tools manajemen yang paling umum adalah SOP (Standart Operational Procedure) dan KPI (Key Performance Indicator), tapi seringkali SOP dan KPI hanya menjadi tulisan konsep yang tak berjalan di lapangan. Faktornya bisa jadi karena manajer tidak menganggap hal ini penting, hanya berorientasi pada hasil dan menganggap bahwa menggunakan penilaian yang terlalu detail membuat mereka malah makin ribet. Itu semua pemikiran yang KELIRU! Justru tools manajemen menjadi panduan bagi manajer untuk mengukur apakah semua kinerjanya sudah efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
- Tidak memiliki kepedulian terhadap SDM
Bagaimanapun SDM juga butuh didengar, butuh tempat untuk bersuara dan butuh diperhatikan kepuasan bekerjanya.Jangan sering-sering menyuruh mereka lembur jika memang beban kerjanya bisa diefektifkan selama jam kerja. Perhatikan jika memang SDM sedang ada masalah, coba jadi pendengar yang baik.
- Tidak sadar sedang mengedepankan ego
Manajer seringkali susah memisahkan antara kepentingan pribadinya dan kepentingan usahanya. Ini bisa berefek pada ketercapaian tujuan. Usaha – usaha yang dilakukan bisa tidak sadar menjadi melenceng. Manajer perlu punya kemampuan bersinergi dengan SDM agar ada yang mengingatkan, juga perlu memiliki disiplin dan integritas diri dalam menjalankan usaha kerjanya.
- Menyepelekan masalah
Tidak semua manajer punya kemampuan berpikir resiko, berpikir makro dan berpikir strategis. Ini penting untuk melihat apakah gejala masalah atau sebuah masalah bisa memberi dampak yang signifikan atau tidak pada keberlangsungan perusahaan. Manajer kadang melihat masalah kecil menjadi terlalu besar dan sebaliknya karena tidak memiliki kemampuan berpikir seperti yang telah disebutkan. Ini membuat solusi yang dibuat bisa saja salah sasaran.
- Menganggap SDM akan selalu mau bergerak jika hanya diberi motivasi berupa uang
Ingat, SDM adalah manusia. Yang mereka butuhkan dan inginkan dari sebuah pekerjaan tidak hanya uang. Justru dari penelitian yang ada, faktor yang membuat SDM mau loyal dan bertahan lama pada sebuah perusahaan adalah hal – hal yang bersifat non uang seperti kepemimpinan, suasana kerja, kepastian jenjang karir, pengembangan diri, fleksibilitas yang ditawarkan, dan sebagainya. Manajer harusnya peka terhadap persoalan ini sehingga mampu menyiapkan sistem penggerakan SDM yang lebih sesuai.
- Tidak disiplin waktu dan menjalankan pembagian tugas
Kadang, manajer terlalu terjebak pada hal – hal yang bersifat rutinitas dan detail tapi kurang melihat makronya seperti apa. Sehingga, manajer menjadi kurang produktif karena terlalu banyak mengurusi hal-hal yang bersifat administratif, hingga membuat urusan – urusan yang lebih besar seperti pengembangan usaha, memikirkan ide baru, dsb menjadi terbengkalai. Ada baiknya manajer mulai menyusun jadwal kegiatan dan menaatinya, juga mulai mendelegasikan tugas – tugas rutin pada SDM.