Komunikasi yang baik merupakan hal esensial dalam suatu organisasi maupun perusahaan tempat bekerja. Ketika komunikasi yang baik terbangun di tempat kerja, maka kinerja perusahaan pun akan membaik. Sayangnya, banyak dari kultur di tempat kerja yang tidak memiliki budaya komunikasi dengan atasan yang baik.
Atasan terkadang merasa lebih tinggi hingga enggan mendengarkan pendapat bawahan. Sebaliknya, bawahan merasa tidak memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya dengan atasan. Akibatnya tidak terjalin sinergi sebuah tim kerja. Hal ini akan berimbas menurunnya performa tim tersebut. Untuk itu, di bawah ini merupakan konsep dan cara membangun komunikasi yang baik.
Lima Konsep Utama Komunikasi yang Baik
1. Respek: Sikap menghormati dan menghargai setiap individu yang menjadi lawan bicara merupakan konsep pertama dalam membangun komunikasi efektif. Jika kedua orang yang saling berkomunikasi telah berhasil membangun sikap menghormati dan menghargai orang lain yang diajak bicara, maka komunikasi akan berjalan lebih efektif.
Patut kamu ketahui bahwa semua orang tentu ingin agar pendapatnya dihargai serta keberadaannya dianggap penting. Memberikan rasa hormat dan menghargai orang lain tidak berarti kamu dilarang untuk mengkritik maupun memarahi orang tersebut.
Sebaliknya, kamu tetap dapat mengkritik atau bahkan memarahi orang lain ketika kamu menganggap hal itu diperlukan untuk perbaikan. Namun tentu saja dalam memberikan kritik tersebut kamu tetap melakukannya dengan penuh sikap menghormati orang tersebut dan tidak menjatuhkan harga dirinya.
Konsep respek ini merupakan konsep yang harus dimiliki dalam membangun komunikasi dengan atasan yang baik. Ketika telah terjalin sifat saling menghormati, maka sebuah tim akan dapat saling bersinergi dan memberikan kinerja yang baik.
Kamu sebagai seorang atasan juga tidak perlu ragu untuk memberikan penghargaan kepada orang lain meskipun orang tersebut merupakan bawahanmu. Hal ini sudah diungkapkan di dalam buku “How to Win Friends and Influence People” karya Dale Carnegie. Dale mengungkapkan bahwa cara terbaik berhubungan dengan orang lain adalah memberikan penghargaan yang tulus dan jujur kepada orang tersebut.
2. Empati: Rasa empati merupakan perasaan yang dibangun agar kamu mampu memahami dan menempatkan diri pada situasi yang sedang dihadapi orang lain. Salah satu cara untuk dapat membangun sifat empati adalah dengan mendengarkan dan memahami kondisi yang dialami orang tersebut.
Banyak orang yang justru lebih ingin didengar namun tak mau mendengarkan orang lain. Hal inilah yang harus dihindari jika kamu ingin memiliki sifat empati.
Dengan memiliki sifat empati, kamu akan lebih mudah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Orang tersebut pun pada akhirnya akan mudah untuk menangkap pesan kamu.
Ketika dalam sebuah tim kerja telah terbangun rasa empati satu dengan lainnya, maka tim akan lebih dapat membangun teamwork dengan lebih baik. Ketika rasa empati terbangun, maka satu orang dengan lainnya akan lebih dapat membangun penghargaan hingga rasa kepercayaan antara satu dan lainnya.
Oleh karena itu, membangun komunikasi dengan atasan harus didasari oleh sifat empati dua arah. Dengan begitu, akan terjalin rasa saling percaya tanpa adanya halangan dalam menyampaikan pesan.
3. Audible: Dapat menyampaikan pesan yang dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Artinya bahwa kamu dalam menyampaikan pesan usahakan menggunakan semua cara yang ada agar pesan dalam tersampaikan. Pesan yang tersampaikan dengan baik merupakan langkah awal untuk menghindari miscommunication dalam tim.
4. Clarity: Sifat saling terbuka atau transparansi antara anggota tim. Untuk dapat membangun komunikasi dengan atasan yang baik, kamu harus terbuka mengenai kinerja pekerjaan dan sebagainya ke atasan. Jangan sampai karena takut dimarahi, kamu menyembunyikan informasi penting dari rekan tim dan atasan. Hal ini akan menimbulkan iklim yang tidak sehat dalam tim.
5. Humble: Memiliki sifat rendah hati menjadi konsep kelima dan merupakan konsep pamungkas untuk membangun komunikasi yang efektif dengan atasan maupun rekan kerja. Sikap rendah hati ini masih menjadi satu kesatuan dan merupakan unsur pendukung dari poin pertama. Untuk dapat menghargai orang lain ketika berkomunikasi, kamu memerlukan sikap rendah hati dalam diri.